Obat Bahan Alam Indonesia Ingin Lebih mendunia ditengah tantangan terhadap standarisasi

Obat Bahan Alam Indonesia Ingin Lebih mendunia ditengah tantangan terhadap standarisasi

Hai #SahabatBPOM, Indonesia sebagai negara yang memiliki tidak kurang dari 30.000 spesies tumbuhan maupun sumber daya laut, tentunya tidak aneh jika dapat menjadi pengekspor produk obat herbal terbesar di dunia. Namun faktanya, sekitar 9.600 spesies tanaman dan hewan yang diketahui memiliki khasiat obat belum dimanfaatkan secara optimal sebagai obat herbal. Indonesia sendiri memiliki berjuta ragam tanaman obat yang berpotensi dikembangkan untuk menambah nilai industri obat berbahan herbal (Jamu, Obat Herbal Terstandar/OHT, dan Fitofarmaka) yang jauh lebih besar dibanding negara lain. 

Standarisasi obat bahan alam di Indonesia sendiri merupakan tantangan yang kompleks dan multidimensional. Beberapa tantangan dalam proses standarisasi yang dapat diidentifikasi:

  1. Variabilitas Bahan Baku: Bahan alam sering kali memiliki variasi dalam komposisi kandungan kimianya tergantung pada faktor-faktor seperti lokasi geografis, musim, dan metode panen. Hal ini bisa menyulitkan dalam memastikan kualitas dan konsistensi produk akhir.
  2. Metode Identifikasi dan Analisis: Mendeteksi dan mengukur komponen aktif dalam obat bahan alam memerlukan metode analisis yang canggih. Terkadang, metode standar belum tersedia atau tidak dapat diterapkan dengan efektif pada bahan alam.
  3. Kontaminasi dan Pencemaran: Bahan alam dapat terkontaminasi oleh zat-zat asing seperti pestisida, logam berat, atau mikroba. Standarisasi perlu mencakup langkah-langkah untuk memastikan bahwa bahan yang digunakan aman dan bebas dari kontaminan.
  4. Regulasi dan Peraturan: Standarisasi obat bahan alam sering kali harus mematuhi berbagai peraturan yang berbeda di berbagai negara. Ini bisa menjadi tantangan besar karena setiap negara mungkin memiliki persyaratan dan standar yang berbeda.
  5. Ketersediaan dan Keseimbangan Ekosistem: Pengambilan bahan baku dari sumber alam perlu dilakukan secara berkelanjutan. Penambahan standar untuk memastikan keberlanjutan ekosistem sering kali menjadi isu penting yang harus dipertimbangkan.
  6. Keseimbangan antara Tradisi dan Ilmu Pengetahuan: Banyak obat bahan alam memiliki sejarah panjang dalam penggunaan tradisional. Integrasi pengetahuan tradisional dengan pendekatan ilmiah modern untuk standarisasi bisa menjadi tantangan yang memerlukan kolaborasi antar ahli.
  7. Validasi dan Efikasi: Selain memastikan konsistensi dan keamanan, obat bahan alam juga perlu diuji untuk memastikan efikasi. Penelitian klinis yang kuat diperlukan untuk mendukung klaim kesehatan dan memastikan bahwa produk tersebut memberikan manfaat yang diharapkan.
Mengatasi tantangan ini memerlukan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif, melibatkan ilmuwan, regulator, dan praktisi dari berbagai bidang untuk memastikan bahwa obat bahan alam yang diproduksi tidak hanya aman dan efektif tetapi juga berkelanjutan dan sesuai dengan standar global.
Tentunya Badan POM selaku otoritas pengawasan obat dan makanan Indonesia terus mendukung dan mengembangkan Obat Bahan Alam Indonesia untuk terus bermutu, terjamin keamanannya untuk lebih dikenal dan mendunia.

You Might Also Like

Butuh bantuan? hubungi tim CS kami.
LIVE CHAT DITWAS OTSK BPOM
LIVE CHAT DITWAS OTSK BPOM

Oops!

Sedang tidak dapat melakukan Percakapan saat ini.

Chat Error
LIVE CHAT DITWAS OTSK BPOM
Operational Time

Jam Operasional

08:00 - 18:00 WIB

Salam! Perkenalkan saya adalah Online chat asistant DITWAS OTSK BPOM. Siap membantu anda.

Mohon lengkapi data dibawah ini untuk mulai percakapan.

Riwayat Percakapan
Percakapan saat ini
    Riwayat percakapan Anda
      John Doe
      Online
      Loading
        Chat by BPOM DITWAS OTSK BPOM RI
        Sesi Percakapan Berakhir

        Sesi percakapan anda telah berakhir. anda bisa memulai percakapan baru dengan menekan tombol mulai percakapan baru di bawah

        Terima kasih untuk penilaian anda.