Forum Komunikasi Optimalisasi Monitoring Efek Samping Obat Tradisional, Obat Kuasi dan Suplemen Kesehatan
Salam Sehat #SahabatBPOM,
Jumat (06/10/23), Badan POM melalui Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan menyelenggarakan kegiatan Forum Komunikasi Optimalisasi Monitoring Efek Samping Obat Tradisional, Obat Kuasi dan Suplemen Kesehatan melalui Peran Tenaga Kesehatan secara hybrid di Yogyakarta. Pertemuan dihadiri oleh tim ahli akademisi, praktisi kesehatan, asosiasi profesi kesehatan serta tenaga kesehatan dari fasilitas pelayanan kesehatan di DI Yogyakarta dan sekitarnya.
Pada kesempatan ini, Ibu Dra. Reri Indriani, Apt., M.Si., sebagai Plt. Deputi Bidang pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik dalam sambutan pembukaan kegiatan menyampaikan tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan awareness dan pemahaman tenaga kesehatan tentang pentingnya melakukan monitoring efek samping, sehingga akan berdampak pada output peningkatan jumlah laporan efek samping OT, OK, dan SK yang berasal dari tenaga kesehatan.
Adapun tim ahli akademisi dan praktisi kesehatan yang menjadi narasumber pada kegiatan ini adalah Prof. dr. Jarir At-Thobari, D.Pharm., Ph.D., dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Kasyarakat, dan Keperawatan- UGM; dr. Instianty, Sp.FK., Ph.D., dari Fakultas kedokteran-UI; dan Prof. Dr. dr. Nyoman Kertia SpPD-KR dari RS Sardjito, D.I. Yogyakarta. Narasumber menekankan pentingnya dilakukan MES-OTOKSK melalui diutamakannya pelaporan kepada Badan POM karena seluruh pelaporan akan dilakukan evaluasi kausalitas lebih lanjut untuk memutuskan kategorisasi efek yang timbul dari penggunaan OTOKSK, serta posisi dan peran penting tenaga kesehatan sebagai kontributor dalam pelaporan MES-OTOKSK guna mengidentifikasi sinyal keamanan yang timbul dari penggunaan OTOKSK. Pelaporan efek samping dilakukan secara elektronik melalui e-MESOT yang dapat diakses melalui aplikasi mobile dan subsite.
Peran aktif semua pihak dalam pemantauan dan pelaporan efek samping/KTD OT, OK dan SK menjadi strategi penting. Kolaborasi berbagai pemangku kepentingan seperti pemegang izin edar, otoritas regulasi (BPOM), tenaga kesehatan dan masyarakat dalam monitoring efek samping diperlukan untuk hasil dan dampak yang optimal terhadap peningkatan dan upaya perlindungan kesehatan masyarakat. Badan POM terus berupaya meningkatkan awareness berbagai pihak tentang pentingnya monitoring efek samping pada penggunaan OT, OK, dan SK sebagai bagian dari pemantauan keamanan, mutu dan khasiat produk beredar. Satu laporan efek samping/ kejadian tidak diinginkan dapat membuat perbaikan dalam melindungi masyarakat.
Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan